BOGOR-Jepang dikenal sebagai negara dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakatnya, membuat negara lain mengagumi warga Jepang.
Perilaku disiplin warga Jepang ini memang tidak aneh. Pasalnya, kedisiplinan telah diajarkan orangtua di Jepang pada anaknya sejak dini.
Salah satu bukti dari kesuksesan orangtua Jepang dalam mendisiplinkan anaknya adalah jarang ditemukannya anak yang tantrum dan rewel di depan umum, seperti yang diungkapkan Kate Lewis dalam tulisannya di Savvy Tokyo.
Memang, bagaimana sih cara orangtua Jepang dalam mendisiplinkan anaknya?
Baca juga:
Bupati Pessel Luncurkan Pendidikan Gratis
|
Untuk menjawabnya, simak cara orangtua Jepang mendisplinkan anaknya yang bisa Anda tiru, dilansir dari Savvy Tokyo.
Nasihati anak secara pribadi
Ilustrasi anak Jepang
Seperti sudah disebutkan di atas, jarang ditemukan anak rewel di muka umum. Rupanya, ini ada alasannya.
Biasanya, orangtua di Jepang akan menasihati anak mereka di tempat yang tak terlihat dan privat, seperti dalam mobil pribadi atau sudut-sudut tertutup. Dengan ini, baik anak maupun orangtua tidak akan merasa malu.
Cara orang Jepang dalam mendisplinkan anak ini juga mungkin ada hubungannya dengan kata disiplin dalam Bahasa Jepang yang disebut “shitsuke” yang bisa diartikan sebagai “melatih.” Karena itu, orang tua Jepang berusaha melatih anak mereka dalam bersikap.
Edukasi privat seperti ini pun dipandang lebih efektif dibanding menasihati anak di muka umum.
Ilustrasi anak Jepang
Hukum perilaku anak, bukan anaknya
Kendati demikian, tidak semua orangtua Jepang mendisplinkan anak dengan cara di atas. Ada pula yang melakukan cara kasar.
Contohnya, dalam sebuah headline di suatu media internasional, sempat ada berita mengenai salah satu keluarga Jepang yang kehilangan anak mereka setelah pasangan ini menurunkan anaknya dari mobil dan meninggalkannya di Hokkaido sebagai hukuman.
Saat keluarga itu kembali beberapa menit kemudian, anak itu menghilang meski akhirnya ia ditemukan beberapa hari kemudian.
Menurut beberapa psikolog anak, hal ini kurang baik karena yang harus dihukum adalah kelakuan mereka, bukan anak itu sendiri.
Membiasakan anak untuk berkelakuan baik
Guru dan orangtua di Jepang juga mengajarkan anak-anak agar terbiasa berkelakuan baik dan sopan dengan kegiatan tertentu.
Menurut laporan Kate Lewis, ia menyaksikan bahwa semua anak di taman kanak-kanak telah terbiasa untuk melakukan seseuatu dalam jadwal yang ketat, seperti mengulang lagu-lagu dan permainan.
Anak-anak di TK juga dibiasakan untuk melakukan hal baik seperti menaruh sepatu di raknya dengan rapi. Sederhana, namun baik.